Cari Blog Ini

Minggu, 13 September 2015

Komponen darah



Plasma Darah

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma darah terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yaitu :
1.    Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 – 60%, tetapi ukuranya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.
2.    Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Alfa beta globulin disintesis dihati dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat dan zat penting tubuh lainnya. Dan gamma globulin (Imunoglobulin) adalah antibodi. Ada lima jenis imunoglobulin yang diproduksi jarigan limfoid dan berfungsi dalam imunitas
3.    Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan merupakan kompoenen esensial dalam mekanisme pembekuan darah (Sloane, 2003).
Sel Darah
1.    Sel Darah Merah (Eritrosit)
      Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan yang 
dibagian tengah dikedua sisinya mencekung, seperti sebuah donat dengan bagian tengah mengepeng 
bukan berlubang. Dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm 
(Sherwood, 2001). Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan 
kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang 
membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), 
dan tidak memiliki organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia,
 seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti. Namun, sel darah merah tidak inert secara
 metabolis. Melalui proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam
 proses untuk memperthankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor ion
 (mis. oleh Na+-K+ ATPase dan protein penukar anion serta pengaturan air keluar-masuk sel). 
Bentuk bikonkaf ini menigkatkan rasio permukaan-terhadap-volume sel darah merah sehingga 
mempermudah pertukaran gas. Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal yang berperan
 penting dalam menentukan bentuknya (Murray, Darly & Victor, 2009). 
2.    Sel Darah Putih (Leukosit)
            Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes (Sloane, 2003)
3.  Trombosit
Keping darah, lempeng darah, trombosit (en:platelet, thrombocyte) adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm. Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar (Campbell, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar