Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang
unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma darah terdiri dari 92% air dan
mengandung campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai
7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak menembus
membran kapiler untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yaitu :
1. Albumin
adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 – 60%, tetapi ukuranya paling
kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan
osmotik koloid darah.
2. Globulin
membentuk sekitar 30% protein plasma. Alfa beta globulin disintesis dihati
dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai
substrat dan zat penting tubuh lainnya. Dan gamma globulin (Imunoglobulin) adalah antibodi. Ada lima
jenis imunoglobulin yang diproduksi
jarigan limfoid dan berfungsi dalam imunitas
3. Fibrinogen
membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan merupakan kompoenen
esensial dalam mekanisme pembekuan darah (Sloane, 2003).
Sel
Darah
1.
Sel
Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan yang
dibagian tengah dikedua sisinya mencekung, seperti sebuah donat dengan bagian tengah mengepeng
bukan berlubang. Dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm
(Sherwood, 2001). Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan
kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang
membungkus larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah),
dan tidak memiliki organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah manusia,
seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti. Namun, sel darah merah tidak inert secara
metabolis. Melalui proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang berperan penting dalam
proses untuk memperthankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor ion
(mis. oleh Na+-K+ ATPase dan protein penukar anion serta pengaturan air keluar-masuk sel).
Bentuk bikonkaf ini menigkatkan rasio permukaan-terhadap-volume sel darah merah sehingga
mempermudah pertukaran gas. Sel darah merah mengandung komponen sitoskeletal yang berperan
penting dalam menentukan bentuknya (Murray, Darly & Victor, 2009).
2.
Sel
Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih,
leukosit (bahasa
Inggris: white
blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel
yang membentuk komponen darah.
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid,
dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis.
Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109
sel darah putih di dalam seliter
darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel
per tetes (Sloane, 2003)
3. Trombosit
Keping darah,
lempeng darah, trombosit (en:platelet, thrombocyte) adalah sel anuclear
nulliploid
(tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan
ukuran diameter
2-3 µm. Keping darah tersirkulasi dalam darah
dan terlibat dalam mekanisme hemostasis
tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku.
Rasio plasma keping darah normal berkisar antara
200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan,
sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan risiko trombosis.
Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti,
berukuran lebih kecil dari eritrosit
dan leukosit,
dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar (Campbell, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar